Tren baru zaman ini
Pada zaman yang penuh dengan tekanan dan ketegangan ini, banyak orang mencari berbagai macam cara untuk mengatasi tekanan dan ketegangan mereka. Ketika muncul sebuah cara yang mengklaim sebagai cara aman, cara tersebut akan diserbu oleh masyarakat. Salah satu hal yang dianggap sebagai solusi masalah hidup adalah hipnotis.
Saat ini, hipnotis menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan untuk mengatasi persoalan-persoalan hidup orang kota. Para ahli hipnotis sendiri mengklaim bahwa hipnotis dapat menolong mereka yang ingin kurus, yang ingin berhenti merokok, yang depresi, dan yang terikat oleh narkoba. Hipnotis juga dipakai untuk menghilangkan rasa takut, membangkitkan rasa percaya diri. Jangankan orang awam, beberapa dokter gigi juga memakai hipnotis agar pasien mereka tenang menjalani pengobatan gigi.
Hipnotis dianggap sebagai cara yang aman dan ilmiah dalam menolong masalah-masalah hidup manusia karena hipnotis memakai teknik sugesti. Pasien akan disugesti dan dibawa dalam hipnosis. Dalam kondisi ini, pasien akan diberikan sugesti-sugesti untuk mengatasi persoalan mereka. Misalnya, mereka akan disugesti bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatan, atau disugesti bahwa mereka tidak suka makan banyak. Setelah sugesti itu, pasien tidak akan menyukai rokok dan tidak suka makan banyak. Ini akan menolong pasien untuk berhenti merokok dan menjalani diet agar kurus. Hipnotis juga dapat dipelajari secara pribadi dengan melatih konsentrasi dan sugesti diri, yang ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan diri, mengatasi rasa takut, dan mengatasi persoalan-persoalan dosa yang mengikat manusia.
Banyak orang yang juga ikut-ikutan mempelajari hipnotis dan memberi diri dihipnotis untuk mengatasi persoalan-persoalan mereka. Ada juga yang masih ragu-ragu, apakah boleh dihipnotis dan mempelajari hipnotis untuk mengatasi persoalan kita?
Bahaya hipnotis
Walaupun ahli hipnotis membungkus hipnotis sebagai sesuatu yang ilmiah, namun hipnotis bertentangan dengan islam. Hipnotis bertentangan dengan iman islam karena tidak sesuai dengan nilai-nilai islam dalam mengatasi persoalan dan karena hipnotis mengandung sejumlah bahaya. Ada beberapa bahaya mempelajari hipnotis maupun dihipnotis.
1. Hipnotis dapat membuka pikiran
untuk memercayai apa saja, termasuk dusta. Seorang yang terhipnotis dapat
disugestikan sebuah kebohongan dan dia akan memegang kebohongan itu sebagai
sebuah kebenaran. Sugesti yang diberikan bukanlah kebenaran atau fakta mengenai
keadaan pasien. Pasien yang memang suka rokok disugesti bahwa dirinya tidak
suka rokok. Pasien yang memang penakut disugesti bahwa dirinya berani. Akhirnya
dalam pikiran pasien terdapat fantasi hasil sugesti dan setelah dihipnotis,
pasien tidak bisa membedakan antara fantasi dan kenyataan.
2. Hipnotis membuka “pintu hati” atau
“pintu pikiran” kita kepada serangan kuasa kegelapan. Dalam hipnotis, bukan
hanya ahli hipnotis yang akan mengubah sikap dan tingkah laku kita, tetapi
Iblis pun mau mengubah diri kita sesuai dengan keinginannya. Dengan memberikan
diri dihipnotis, kita berada dalam keadaan emosi yang tidak stabil, tidak aman,
dan akan memberikan kesempatan kepada Iblis untuk menguasai diri kita. Hipnotis
memberikan kemungkinan kerasukan setan (“The Dangers of Hypnosis”, 1963: 83).
3. Hipnotis bukanlah sains, melainkan
merupakan bagian integral dari okultisme selama ribuan tahun (“Hypnosis:
Medical, Scientific, or Occultic?”, 87]. Banyak teknik yang digunakan dalam
hipnotis mirip dengan sistem mistik dan okultisme. Profesor psikiater, Thomas
Szasz mengatakan bahwa hipnotis adalah “ilmu pengetahuan gadungan” (“The Myth
of Psychotherapy”, 1978: 185-186]. Yoga, Zen, dan metode penyembuhan timur
memiliki kesamaan mendasar dengan hipnotis dalam banyak aspek (“Hypnosis and
Behavior Modification”: Imagery Conditioning, 1976: 412). Dan hal yang perlu
diketahui mengenai yoga, tujuan utamanya adalah wihdatul wujud (kesatuan dengan
Allah)
4. Hipnotis adalah pelanggaran
terhadap hak Allah. Tidak seorang pun yang memiliki hak untuk menguasai pikiran
dan kehendak seseorang. Hanya Allah dan orang itu sendiri yang memiliki hak
untuk menguasai pikiran dan kehendaknya.
Brown, David L. 1963. “The Dangers of Hypnosis”, mengutip dari Many Lives, Many Loves by Gina Cerminara; Wm Morrow and Company.
Deidre, Martin and Bobgan. “Hypnosis: Medical, Scientific, or Occultic?” California:EastGate Publishers.
Provonsha, Jack W. “Jack Mind Manipulation: A Christian Ethical Analysis”, dalam http://www.ilu.edu/ilu/bioethics.
Szasz, Thomas. 1978. “The Myth of Psychotherapy”. Garden City: Anchor Press/Doubleday.
William, Kroger and Frezler. 1976. “Hypnosis and Behavior Modification:Imagery Conditioning”. Philadelphia: J. B. Lippincott Co..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar