Semua orang bicara cinta
Tapi timbangannya beda-beda
Cinta di atas agama, atau cinta berujung petaka?
Petaka muncul bila cinta diukur sebatas nafsu
Atas nama cinta mereka berzina
Zina dibilang cinta
Karena sekarang banyak yang tertipu oleh
setan; zina dibilang cinta. Bahkan zina dianggap biasa; sekadar kemaluan
bertemu kemaluan.
Subhanallah! La hawla wala quwwata illa billah!!
Subhanallah! La hawla wala quwwata illa billah!!
“Sesungguhnya Allah menetapkan jatah zina untuk
setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari: zina mata
dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan
gejolak syahwat, sedangkan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Nah, kalau belum halal dalam ikatan nikah,
jangan pandang-pandangan dulu. Jangan pegang-pegang dulu. Jangan belai-belai
dulu. Dekat-dekat bisa berujung syahwat. Bahaya!
Allah telah mengingatkan hamba-Nya dengan
keras tentang hal ini,
“Dan jangan dekati
zina! Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan
yang buruk.” (QS. Al-Isra':32)
Berhubungan badan bagaikan keledai
Betapa hinanya orang yang berzina. Mari
kita simak bagaimana julukan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk mereka.
Shahabat Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu ’anhu menyampaikan bahwa
dia mendengar Nabi shallallahu ’alaihi wa
sallam bersabda,
”Akan
ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina dan sutera.”
Pada akhir zaman, setelah tidak ada lagi
kaum mukminin, yang tersisa adalah seburuk-buruk manusia. Mereka saling
melakukan hubungan badan bagaikan keledai, sebagaimana dijelaskan dalam hadits
An-Nawwas radhiyallahu ’anhu,
”Dan
yang tersisa adalah seburuk-buruk manusia, mereka kawin di zaman itu bagaikan
keledai, maka pada merekalah kiamat itu terjadi.’ ” (HR. Muslim)
Tantangan
Jika ada yang menantang Anda seperti ini:
coba berbuatlah semau Anda, tidak perlu taat norma, tak usah patuh kepada
agama. Nah, jatah setiap orang ‘kan cuma satu nyawa. Tidak lebih dari itu.
Silakan Anda pilih sekarang:
- Hidup taat aturan Allah, matinya insyaallah selamat.
- Hidup bebas semaunya, matinya nanti “gambling”; tak jelas selamat atau sekarat.
Pasti Anda ingin selamat, ‘kan?
Hidup ini mesti berpegang pada
prinsip
Sekali sudah berikrar dengan keislaman,
kita mesti berjuang untuk istiqamah. Jauhkan diri dari teman yang merusak,
pilih teman-teman yang mengajak berbuat baik. Perbanyak doa memohon pertolongan
Allah; di Tangan-Nya hati kita berbolak-balik. Dengan taufik-Nya kita bisa
hidup penuh ketenteraman dan kebahagiaan sejati.
“Katakanlah,
‘Aku beriman kepada Allah kemudian istiqamahlah.’”
(HR. Muslim)
(HR. Muslim)
Jika diri bergelimang dosa, tak perlu
putus asa. Bertaubatlah sebelum terlambat. Pintu taubat masih terbuka selama
nyawa belum sampai kerongkongan. Pintu taubat masih terbuka selama matahari
masih terbit dari arah timur.
”Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru
dan mengharap kepada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam,
seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya
engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu
dengan ampunan sepenuh
bumi pula.“
(Hadits
qudsi riwayat Tirmidzi, no. 3540; Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini
shahih.)
Referensi:
- http://www.konsultasisyariah.com/makna-zina-hati/
- http://muslimah.or.id/aqidah/tanda-kiamat-merebaknya-perzinaan.html
- http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/aku-ingin-bertaubat-tetapi.html
—
Tidak ada komentar:
Posting Komentar