PELAJARAN BERSUCI
Pelajaran 1
➊ . Pengertian Taharah
Menurut bahasa Taharah berarti bersuci atau bersih.
Menurut istilah syar’I
(hukum islam), taharah adalah bersuci atau menghilangkan hadas dan najis dari
badan, pakaian dan tempat, islam mengajarkan kepada umatnya bahwa bersuci itu
tidak hanya untuk shalat saja , tetapi dalam setiap waktu dan keadaan.
~ Macam
– macam Taharah ~
Taharah terbagi menjadi 2 yaitu
bersuci dari hadas dan najis (kotoran)
a. Bersuci dari hadas ,baik hadas kecil maupun hadas besar .
1) Hadas besar
yaitu cara mensucikan nya dengan mandi.
Contoh :
bersetubuh,haid,nifas,wiladah(melahirkan)
2) Hadas kecil
yaitu cara mensucikannya dengan wudu dan
Tayamum.
Contoh : -
keluar sesuatu dari dubul atau dubur
-
hilang kesadaran
-
Bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim
dan sudah baligh.
b. Bersuci dari najis,baik najis mukhaffafah,mutawassitah atau
mughalladah.
Sebelum kita
bahas tenang najis perlu kita ketajui dulu tentang jenis jenis air,sebagai
berikut :
1) Air Mutlak
Air mutlak yaitu air
suci dan mensucikan. Adapun yang
Termasuk air
mutlakadalah air hujan,air embun,air laut,dan
Air sumur.
2) Air Suci
tetapi tidak
mensucikan,adapun air suci adalah
Air kopi,air teh,air
kelapa dan sebagainya .
3) Air Najis
yaitu air yang sudah
terkena najis,berubah bau
Dan warnanya
4) Air Makruh
Misalnya : air yang
dijemur,air yang di panaskan.
~ Fungsi Bersuci Dalam
Kehidupan ~
Bersuci mempunyai
banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari diantaranya sebeagai berikut :
- Orang bersih dan suci selalu dicintai Allah swt. Sdan Rasul-nya
- Orang yang menjaga kebersihan dan kesucian hati baik dalam bertutur kata,bersikap dan bertindak,itu sangat menentukan kebaikan diri kita di hadapan allah swt. Dan bermanfaat pada orang lain.
- Dengan menjaga kebersihan basan dan lingkungan akan memberikan susasana indah dan nyaman,terjaga dari kesehatan mencegah terjangkit dari penyakit.
~ Benda
yang dapat di pergunakan untuk bersuci ~
a. Air
b.
Debu
c.
Batu
d.
Daun untuk istinja sehabis kencing atau buang air besar.
Pelajaran 2
Tentang Najis
عَنْ أَبِي السَّمْحِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُغْسَلُ
مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلَامِ أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ
Dari Abu Samah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Bekas air kencing
bayi perempuan harus dicuci dan bekas air kencing bayi laki-laki cukup
diperciki dengan air." Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i. Oleh
Hakim hadits ini dinilai shahih.
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْسِلُ
الْمَنِيَّ ثُمَّ يَخْرُجُ إلَى الصَّلَاةِ فِي ذَلِكَ الثَّوْبِ وَأَنَا أَنْظُرُ
إلَى أَثَرِ الْغَسْلِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
وَلِمُسْلِمٍ : لَقَدْ كُنْت أَفْرُكُهُ مِنْ
ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرْكًا فَيُصَلِّي
فِيه
وَفِي لَفْظٍ لَهُ : لَقَدْ كُنْت أَحُكُّهُ
يَابِسًا بِظُفْرِي مِنْ ثَوْبِهِ
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mencuci pakaian bekas kami,
lalu keluar untuk menunaikan shalat dengan pakaian tersebut, dan saya masih
melihat bekas cucian itu. Muttafaq Alaihi.
Dalam Hadits riwayat Muslim: Aku benar-benar
pernah menggosoknya (bekas mani) dari pakaian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam, kemudian beliau sholat dengan pakaian tersebut.
Dalam Lafadz lain hadits riwayat Muslim: Aku
benar-benar pernah mengerik mani kering dengan kukuku dari pakaian beliau.
وَعَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ - فِي
دَمِ الْحَيْضِ يُصِيبُ الثَّوْبَ تَحُتُّهُ ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ
تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّي فِيهِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Asma binti Abu Bakar Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda tentang darah haid yang
mengenai pakaian: "Engkau kikis, engkau gosok dengan air lalu siramlah,
baru kemudian engkau boleh sholat dengan pakaian itu." Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَتْ خَوْلَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنْ لَمْ يَذْهَبْ الدَّمُ ؟
قَالَ : يَكْفِيك الْمَاءُ وَلَا يَضُرُّك
أَثَرُهُ أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَسَنَدُهُ ضَعِيفٌ
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata:
Khaulah bertanya, wahai Rasulullah, meskipun darah itu tidak hilang? Beliau
menjawab: "Engkau cukup membersihkannya dengan air dan bekasnya tidak
mengapa bagimu." Dikeluarkan oleh Tirmidzi dengan sanad yang lemah.
Pelajaran 3
WUDHU (BERSUCI)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ :
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ
وُضُوءٍ أَخْرَجَهُ مَالِكٌ وَأَحْمَدُ
وَالنَّسَائِيُّ. وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ وَذَكَرَهُ الْبُخَارِيُّ
تَعْلِيقًا
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dari
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda: "Seandainya
tidak memberatkan atas umatku niscaya aku perintahkan mereka bersiwak
(menggosok gigi dengan kayu aurok) pada setiap kali wudlu."
Dikeluarkan oleh Malik Ahmad dan Nasa'i. Oleh Ibnu Khuzaimah dinilai sebagai
hadits shahih sedang Bukhari menganggapnya sebagai hadits muallaq.
وَعَنْ حُمْرَانَ أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا
بِوَضُوءٍ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ
وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ
الْيُمْنَى إلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ
ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إلَى الْكَعْبَيْنِ
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ : رَأَيْت رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Humran bahwa Utsman meminta air wudlu. Ia
membasuh kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan menghisap air
dengan hidung dan menghembuskannya keluar kemudian membasuh wajahnya tiga kali.
Lalu membasuh tangan kanannya hingga siku-siku tiga kali dan tangan kirinya pun
begitu pula. Kemudian mengusap kepalanya lalu membasuh kaki kanannya hingga
kedua mata kaki tiga kali dan kaki kirinya pun begitu pula. Kemudian ia
berkata: Saya melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berwudlu
seperti wudlu-ku ini. Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا
اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثًا فَإِنَّ
الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيْشُومِهِ مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang
di antara kamu bangun dari tidur maka hendaklah ia menghisap air ke dalam
hidungnya tiga kali dan menghembuskannya keluar karena setan tidur di dalam
rongga hidung itu." Muttafaq Alaihi.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : سَمِعْت
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : إنَّ
أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ
الْوُضُوءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya
umatku akan datang pada hari kiamat dalam keadaan wajah dan tangan yang
berkilauan dari bekas wudlu. Maka barangsiapa di antara kamu yang dapat
memperpanjang kilauannya hendaklah ia mengerjakannya." Muttafaq Alaihi
menurut riwayat Muslim.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا
تَوَضَّأْتُمْ فابدأوا بِمَيَامِنِكُمْ )
أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةِ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kamu
sekalian berwudlu maka mulailah dengan bagian-bagian anggotamu yang kanan."
Dikeluarkan oleh Imam Empat dan shahih menurut Ibnu Khuzaimah.
*) Yang membatalkan wudlu
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ:
( كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم -عَلَى عَهْدِهِ-
يَنْتَظِرُونَ اَلْعِشَاءَ حَتَّى تَخْفِقَ رُؤُوسُهُمْ ثُمَّ يُصَلُّونَ وَلَا
يَتَوَضَّئُونَ ) أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ اَلدَّارَقُطْنِيّ ُ
وَأَصْلُهُ فِي مُسْلِم
Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu berkata:
pernah para shahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada jamannya
menunggu waktu isya' sampai kepala mereka terangguk-angguk (karena kantuk)
kemudian mereka shalat dan tidak berwudlu Dikeluarkan oleh Abu Dawud shahih
menurut Daruquthni dan berasal dari riwayat Muslim
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:
( جَاءَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ أَبِي حُبَيْشٍ إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنِّي اِمْرَأَةٌ أُسْتَحَاضُ فَلَا أَطْهُرُ
أَفَأَدَعُ اَلصَّلَاةَ؟ قَالَ: لَا
إِنَّمَا ذَلِكَ عِرْقٌ وَلَيْسَ بِحَيْضٍ فَإِذَا أَقْبَلَتْ حَيْضَتُكِ فَدَعِي
اَلصَّلَاةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِي عَنْكِ اَلدَّمَ ثُمَّ صَلِّي ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه
لْبُخَارِيِّ: ( ثُمَّ تَوَضَّئِي لِكُلِّ
صَلَاةٍ ) وَأَشَارَ مُسْلِمٌ إِلَى أَنَّهُ حَذَفَهَا عَمْدً ا
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Fathimah
binti Abu Hubaisy datang ke hadapan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam seraya
berkata: Wahai Rasulullah sungguh aku ini perempuan yang selalu keluar darah
(istihadlah) dan tidak pernah suci bolehkah aku meninggalkan shalat؟ Rasul
menjawab: "Tidak boleh itu hanya penyakit dan bukan darah haid Apabila
haidmu datang tinggalkanlah shalat dan apabila ia berhenti maka bersihkanlah
dirimu dari darah itu (mandi) lalu shalatlah" Muttafaq Alaihi
Menurut Riwayat Bukhari: "Kemudian
berwudlulah pada setiap kali hendak shalat" Imam Muslim memberikan isyarat
bahwa kalimat tersebut sengaja dibuang oleh Bukhari
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رضي الله عنه
قَالَ: ( كُنْتُ رَجُلاً مَذَّاءً فَأَمَرْتُ اَلْمِقْدَادَ بْنَ اَلْأَسْوَدِ
أَنْ يَسْأَلَ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَسَأَلَهُ ؟
فَقَالَ: فِيهِ اَلْوُضُوءُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيّ
ِ
Ali Ibnu Abu Thalib Radliyallaahu 'anhu berkata:
Aku adalah seorang laki-laki yang sering mengeluarkan madzi maka aku suruh
Miqdad untuk menanyakan hal itu pada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan
bertanyalah ia pada beliau Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab:
"Dalam masalah itu wajib berwudlu" Muttafaq Alaihi lafadznya menurut
riwayat Bukhari
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا; (
أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَبَّلَ بَعْضَ نِسَائِهِ ثُمَّ خَرَجَ
إِلَى اَلصَّلَاةِ وَلَمْ يَتَوَضَّأْ ) أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَضَعَّفَهُ
اَلْبُخَارِيّ
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mencium sebagian istrinya kemudian keluar
menunaikan shalat tanpa berwudlu dahulu Diriwayatkan oleh Ahmad dan dinilai
lemah oleh Bukhari
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا وَجَدَ
أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ: أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ
أَمْ لَا؟
فَلَا يَخْرُجَنَّ مِنْ اَلْمَسْجِدِ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا ) أَخْرَجَهُ مُسْلِم
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang di
antara kamu merasakan sesuatu dalam perutnya kemudian dia ragu-ragu apakah dia
mengeluarkan sesuatu (kentut) atau tidak maka janganlah sekali-kali ia keluar
dari masjid kecuali ia mendengar suara atau mencium baunya" Dikeluarkan
oleh Muslim
وَعَنْ طَلْقِ بْنِ عَلِيٍّ رضي الله عنه
قَالَ: ( قَالَ رَجُلٌ: مَسَسْتُ ذَكَرِي أَوْ قَالَ اَلرَّجُلُ يَمَسُّ ذَكَرَهُ
فِي اَلصَّلَاةِ أَعَلَيْهِ وُضُوءٍ ؟
فَقَالَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم "لَا إِنَّمَا هُوَ بَضْعَةٌ مِنْكَ
) أَخْرَجَهُ اَلْخَمْسَةُ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّان وَقَالَ اِبْنُ
اَلْمَدِينِيِّ: هُوَ أَحْسَنُ مِنْ حَدِيثِ بُسْرَةَ
Thalq Ibnu Ali Radliyallaahu 'anhu berkata:
Seorang laki-laki berkata: saya menyentuh kemaluanku atau ia berkata: seseorang
laki-laki menyentuh kemaluannya pada waktu shalat apakah ia wajib berwudlu؟
Nabi menjawab: "Tidak karena ia hanya sepotong daging dari tubuhmu"
Dikeluarkan oleh Imam Lima dan shahih menurut Ibnu Hibban Ibnul Madiny berkata:
Hadits ini lebih baik daripada hadits Busrah
عَنْ بُسْرَةَ بِنْتِ صَفْوَانَ رَضِيَ
اَللَّهُ عَنْهَا ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَنْ
مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ ) أَخْرَجَهُ
اَلْخَمْسَةُ وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَابْنُ حِبَّان َ وَقَالَ
اَلْبُخَارِيُّ هُوَ أَصَحُّ شَيْءٍ فِي هَذَا اَلْبَابِ
Dari Busrah binti Shofwan Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa
menyentuh kemaluannya maka hendaklah ia berwudlu" Dikeluarkan oleh Imam
Lima dan hadits shahih menurut Tirmidzi dan Ibnu Hibban Imam Bukhari menyatakan
bahwa ia adalah hadits yang paling shahih dalam bab ini
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا; أَنَّ
رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (
مَنْ أَصَابَهُ قَيْءٌ أَوْ رُعَافٌ أَوْ قَلَسٌ أَوْ مَذْيٌ فَلْيَنْصَرِفْ
فَلْيَتَوَضَّأْ ثُمَّ لِيَبْنِ عَلَى صَلَاتِهِ وَهُوَ فِي ذَلِكَ لَا
يَتَكَلَّمُ ) أَخْرَجَهُ اِبْنُ مَاجَ ه
وَضَعَّفَهُ أَحْمَدُ وَغَيْرُهُ
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang muntah atau mengeluarkan darah
dari hidung (mimisan) atau mengeluarkan dahak atau mengeluarkan madzi maka
hendaklah ia berwudlu lalu meneruskan sisa shalatnya namun selama itu ia tidak
berbicara" Diriwayatkan oleh Ibnu Majah namun dianggap lemah oleh Ahmad
dan lain-lain
عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ رَضِيَ اَللَّهُ
عَنْهُمَا; ( أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَتَوَضَّأُ
مِنْ لُحُومِ اَلْغَنَمِ؟
قَالَ: إِنْ شِئْتَ قَالَ: أَتَوَضَّأُ مِنْ لُحُومِ اَلْإِبِلِ ؟ قَالَ: نَعَمْ
) أَخْرَجَهُ مُسْلِم
Dari Jabir Ibnu Samurah Radliyallaahu 'anhu
bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam :
Apakah aku harus berwudlu setelah makan daging kambing؟ Beliau menjawab:
"Jika engkau mau" Orang itu bertanya lagi: Apakah aku harus berwudlu
setelah memakan daging unta؟ Beliau menjawab: "Ya" Diriwayatkan oleh
Muslim
عَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ
عَنْهُمَا; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( يَأْتِي
أَحَدَكُمُ الشَّيْطَانُ فِي صَلَاتِهِ فَيَنْفُخُ فِي مَقْعَدَتِهِ فَيُخَيَّلُ
إِلَيْهِ أَنَّهُ أَحْدَثَ وَلَمْ يُحْدِثْ فَإِذَا وَجَدَ ذَلِكَ فَلَا
يَنْصَرِفُ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا ) أَخْرَجَهُ
اَلْبَزَّار
وَأَصْلُهُ فِي اَلصَّحِيحَيْنِ مِنْ حَدِيثِ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ زَيْد
وَلِمُسْلِمٍ: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ نَحْوُهُ
وَلِلْحَاكِمِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ مَرْفُوعًا (
إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الشَّيْطَانُ فَقَالَ: إِنَّكَ أَحْدَثْتَ فَلْيَقُلْ:
كَذَبْتَ ) وَأَخْرَجَهُ اِبْنُ حِبَّانَ بِلَفْظِ ( فَلْيَقُلْ فِي نَفْسِهِ )
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Setan itu akan
mendatangi seseorang di antara kamu pada saat dia shalat lalu meniup pada
duburnya dan membuatnya berkhayal seakan-akan ia telah kentut padahal ia tidak
kentut Jika ia mengalami hal itu maka janganlah ia membatalkan shalat sampai ia
mendengar suara atau mencium baunya" Dikeluarkan oleh al-Bazzar
Hadits tersebut berasal dari shahih
Bukhari-Muslim dari hadits Abdullah Ibnu Zaid
Hadits serupa juga terdapat dalam riwayat Muslim
dari Abu Hurairah
Menurut Hakim dari Abu Said dalam hadits marfu'
: "Apabila setan datang kepada seseorang di antara kamu lalu berkata:
Sesungguhnya engkau telah berhadats hendaknya ia menjawab: Engkau bohong"
Hadits ini juga dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dengan lafadz: "Hendaknya ia
mengatakan dalam hatinya sendiri"
*) Bersuci dari hadast besar (junub)
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا
جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا اَلْأَرْبَعِ ثُمَّ جَهَدَهَا فَقَدْ وَجَبَ اَلْغُسْلُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه
زَادَ مُسْلِمٌ: وَإِنْ لَمْ يُنْزِلْ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang
laki-laki duduk di antara empat bagian (tubuh) wanita lalu mencampurinya maka
ia telah wajib mandi." Muttafaq Alaihi.
Riwayat Muslim menambahkan: "Meskipun ia
belum mengeluarkan (air mani)."
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى
الْمَرْأَةِ تَرَى فِى مَنَامِهَا مَايَرَى الرَّجُلُ - قَالَ : ( تَغْتَسِلُ )
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
زَادَ مُسْلِمٌ: فَقَالَتْ أُمُّ سُلَيْم
ٍ ( وَهَلْ يَكُونُ هَذَا قَالَ: نَعَمْ
فَمِنْ أَيْنَ يَكُونُ اَلشَّبَهُ )
Anas Radliyallahu 'Anhu berkata: Rasulallah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam bersabda tentang perempuan yang bermimpi sebagaimana yang
dimimpikan oleh laki-laki, maka sabdanya, "Ia wajib mandi." Hadits
riwayat Muttafaqun 'Alaih
Imam Muslim menambahkan: Ummu Salamah bertanya:
Adakah hal ini terjadi؟ Nabi menjawab: "Ya lalu darimana datangnya
persamaan؟"
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا
قَالَتْ: ( كَانَ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَغْتَسِلُ مِنْ أَرْبَعٍ: مِنْ
اَلْجَنَابَةِ وَيَوْمَ اَلْجُمُعَةِ وَمِنْ اَلْحِجَامَةِ وَمِنْ غُسْلِ
اَلْمَيِّتِ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَة
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasanya mandi karena empat hal: jinabat hari
Jum'at berbekam dan memandikan mayit. Riwayat Abu Dawud dan dinyatakan shahih
oleh Ibnu Khuzaimah.
وَعَنْ سَمُرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ
تَوَضَّأَ يَوْمَ اَلْجُمُعَةِ فَبِهَا وَنِعْمَتْ وَمَنْ اِغْتَسَلَ فَالْغُسْلُ
أَفْضَلُ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ وَحَسَّنَهُ
اَلتِّرْمِذِيّ
Dari Samurah Ibnu Jundab Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa
yang berwudlu pada hari Jum'at berarti telah menjalankan sunnah dan sudah baik
dan barangsiapa yang mandi maka itu lebih utama." Riwayat Imam Tujuh dan
dinilai hasan oleh Tirmidzi.
وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله
عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يَعُودَ فَلْيَتَوَضَّأْ
بَيْنَهُمَا وُضُوءًا ) رَوَاهُ مُسْلِم
زَادَ اَلْحَاكِمُ: ( فَإِنَّهُ أَنْشَطُ
لِلْعَوْدِ )
وَلِلْأَرْبَعَةِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ
اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَنَامُ
وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَمَسَّ مَاءً ) وَهُوَ مَعْلُول
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu berkata
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila
seseorang di antara kamu mendatangi istrinya (bersetubuh) kemudian ingin
mengulanginya lagi maka hendaklah ia berwudlu antara keduanya." Hadits
riwayat Muslim.
Hakim menambahkan: "Karena wudlu itu
memberikan semangat untuk mengulanginya lagi."
Menurut Imam Empat dari 'Aisyah r.a dia berkata:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah tidur dalam keadaan junub
tanpa menyentuh air. Hadits ini ma'lul.
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا
قَالَتْ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا اِغْتَسَلَ مِنْ
اَلْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى
شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ ثُمَّ يَأْخُذُ اَلْمَاءَ
فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ اَلشَّعْرِ ثُمَّ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ
ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ
) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِمُسْلِم
وَلَهُمَا فِي حَدِيثِ مَيْمُونَةَ: ( ثُمَّ
أَفْرَغَ عَلَى فَرْجِهِ فَغَسَلَهُ بِشِمَالِهِ ثُمَّ ضَرَبَ بِهَا اَلْأَرْضَ )
وَفِي رِوَايَةٍ: ( فَمَسَحَهَا بِالتُّرَابِ )
وَفِي آخِرِهِ: ( ثُمَّ أَتَيْتُهُ
بِالْمِنْدِيلِ ) فَرَدَّهُ وَفِيهِ: ( وَجَعَلَ يَنْفُضُ الْمَاءَ بِيَدِهِ
)
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata:
Biasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam jika mandi karena jinabat
akan mulai dengan membersihkan kedua tangannya kemudian menumpahkan air dari
tangan kanan ke tangan kiri lalu mencuci kemaluannya kemudian berwudlu lalu
mengambil air kemudian memasukkan jari-jarinya ke pangkal-pangkal rambut lalu
menyiram kepalanya tiga genggam air kemudian mengguyur seluruh tubuhnya dan
mencuci kedua kakinya. Muttafaq Alaihi dan lafadznya dari Muslim.
Menurut Riwayat Bukhari-Muslim dari hadits
Maimunah: Kemudian beliau menyiram kemaluannya dan membasuhnya dengan tangan
kiri lalu menggosok tangannya pada tanah.
Dalam suatu riwayat: Lalu beliau menggosok
tangannya dengan debu tanah. Di akhir riwayat itu disebutkan: Kemudian aku
memberikannya saputangan namun beliau menolaknya. Dalam hadits itu disebutkan:
Beliau mengeringkan air dengan tangannya.
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا
قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
إِنِّي لَا أُحِلُّ اَلْمَسْجِدَ لِحَائِضٍ وَلَا جُنُبٌ )
رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَة
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya aku
tidak menghalalkan masjid bagi orang yang sedang haid dan junub." Riwayat
bu Dawud dan hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar