INDERA MANUSIA
Sejak kelahirannya
manusia sudah dibiasakan melihat wujud dunia ini sebagai bentuk materi yang
absolut. Sehingga ia tumbuh dewasa dalam pengaruh pengkondisian ini, dan
menjalani seluruh hidupnya dalam cara pandang ini. Akan tetapi penemuan teknologi
modern menemukan sesuatu yang sama sekali berbeda dengan anggapan umum. Semua
informasi yang kita punyai tentang dunia luar bersumber hanya dari panca indera
yang kita miliki.
Dunia yang kita
pahami terdiri atas :
Apa yang dilihat
oleh Mata,
Didengar oleh
Telinga,
Dicium oleh
Hidung,
Dirasakan oleh
Lidah dan
Disentuh oleh
Tangan kita.
Manusia bergantung
hanya kepada lima indera itu semenjak lahir, …
Itulah mengapa, ia
hanya mengetahui dunia luar hanya sebatas yang diberikan melalui panca indera
ini.
Tetapi,
Penelitian ilmiah
tentang indera kita, telah mengungkapkan kenyataan yang sangat berbeda tentang
apa yang kita sebut dengan dunia luar, dan kenyataan ini telah membongkar
sebuah rahasia sangat penting akan hakikat materi yang menyusun dunia luar
tersebut. Pemikir abad ini Frederick Kester menjelaskan pencapaian ilmu
pengetahuan pada bidang ini.
Pernyataan
sejumlah ilmuwan bahwa manusia adalah gambar, segala yang dirasakan bersifat
sementara dan tipuan, dan alam semesta hanyalah sebuah bayangan, tampak
dibuktikan oleh ilmu pengetahuan di jaman kita sekarang.
Agar lebih
memahami rahasia dibalik materi ini, marilah kita pahami kembali indera
pengelihatan, yang memberi kita informasi paling banyak tentang dunia luar.
Bagaimana Kita
dapat Melihat ?
Proses melihat terjadi secara bertahap, pada saat melihat, kumpulan cahaya yang disebut FOTON bergerak dari benda menuju mata. Dan menembus lensa dimana FOTON ini dibelokkan dan difokuskan menuju ke retina yang terletak dibelakang mata. Disini cahaya dirubah menjadi sinyal-sinyal listrik dan kemudian diteruskan oleh sel-sel saraf ke pusat pengelihatan dibagian belakang otak. Proses melihat sesungguhnya terjadi di pusat tersebut yang berada di otak.
Proses melihat terjadi secara bertahap, pada saat melihat, kumpulan cahaya yang disebut FOTON bergerak dari benda menuju mata. Dan menembus lensa dimana FOTON ini dibelokkan dan difokuskan menuju ke retina yang terletak dibelakang mata. Disini cahaya dirubah menjadi sinyal-sinyal listrik dan kemudian diteruskan oleh sel-sel saraf ke pusat pengelihatan dibagian belakang otak. Proses melihat sesungguhnya terjadi di pusat tersebut yang berada di otak.
Segala pemandangan
yang kita lihat dan rasakan, semua peristiwa yang kita alami sebenarnya kita
rasakan di tempat yang kecil dan gelap dibelakang otak ini yang hanya berukuran
beberapa cm3.
Jadi bila kita
mengatakan kita melihat, maka sesungguhnya kita melihat efek yang ditimbulkan
pada otak kita oleh cahaya yang sampai pada mata dengan merubahnya menjadi
sinyal listrik. Proses sebenarnya adalah kita menyaksikan sinyal-sinyal
listrik dalam otak kita.
Perlu diperhatikan
bahwa otak kita tidak pernah berhubungan dengan dunia luar, dan apa yang ada
didalam otak kita adalah ruang gelap gulita.
Sebagai contoh
cobalah anda bayangkan melihat sebuah lilin yang menyala, maka anda akan
melihat cahaya lilin, pada saat anda melihat cahaya lilin anda mengatakan
terang padahal pusat pengelihatan di otak tetap gelap. Cahaya lilin tidak
pernah menerangi pusat pengelihatan dalam otak kita namun kita dapat melihat
warna warni dunia yang gemerlap dalam otak kita yang gelap.
Hal yang sama
terjadi pula pada indera kita yang lain, suara, sentuhan, rasa dan bau,
semuanya dirasakan didalam otak, sebagai sinyal-sinyal listrik.
Jadi selama ini
otak kita tidak berhubungan langsung dengan materi sesungguhnya yang ada
disekitar kita melainkan hanya tiruan sinyal-sinyal listrik dari materi
tersebut yang terbentuk didalam otak kita.
Disinilah kita
tertipu ketika menganggap tiruan ini sebagai wujud materi yang sesungguhnya.
‘Dunia Luar’ di
dalam Otak Kita
Kenyataan ini
membawa kita kepada kesimpulan yang tak perlu diperdebatkan lagi, Semua yang
kita lihat, sentuh, dengar, dan rasakan sebagai materi, dunia atau alam
semesta, hanyalah sinyal-sinyal listrik dalam otak kita.
Sebagai contoh
bila kita melihat dan mendengar burung yang berkicau, maka sesungguhnya kita
hanya menerima sinyal-sinyal listrik di otak dari sel-sel neuron dari mata ke
pusat pengelihatan, andai syaraf yang menghubungkan mata ke pusat otak kita
putus maka kita tidak dapat melihat apa-apa, begitu juga dengan suara burung
yang kita dengar, apabila syaraf yang mengirim sinyal listrik suara dari
telinga ke otak kita putus maka kita tidak dapat mendengar suara burung lagi.
Singkatnya burung
yang kita lihat dan suaranya yang kita dengar, tidak lah lebih dari penafsiran
sinyal-sinyal listrik di otak kita.
Ketika sedang
membaca artikel ini, anda sebenarnya tidak berada didalam ruangan seperti yang
anda yakini, sebaliknya ruangan tersebut ada dalam diri anda, Penglihatan anda
terhadap tubuh anda, membuat anda berfikir anda berada didalam ruangan itu.
Namun anda harus ingat bahwa tubuh anda pun adalah gambar yang terbentuk dari
sinyal-sinyal listrik didalam otak anda.
Apakah keberadaan
dunia luar sangat diperlukan ?
Sejauh ini kita
telah berulang kali menybut dunia luar, dan dunia persepsi atau penampakan yang
terbentuk didalam otak kita.
Namun sesungguhnya
persepsi dalam otak kitalah yang terjadi (dengan kata lain dunia luar tidak
ada) dan gambaran otak kitalah yang kita saksikan selama ini.
Tetapi ini belum
bisa kita buktikan karena kita tidak bisa menjangkau dunia nyata diluar dari
apa yang kita lihat dan kita huni selama ini.
Kita meyakini
dunia yang ada hanya dari apa yang kita lihat, namun penampakkan yang ada
hanyalah gambaran dari persepsi di otak kita.
Jadi semua yang
kita lihat, kita dengar, kita rasakan, dan kita cium hanyalah sebuah gambaran
semu yang hadir karena persepsi dari otak kita, karena itu sekali lagi kita
tertipu dengan menganggap segala sesuatu yang ada, adalah sebagai wujud nyata,
padahal itu ada dalam persepsi otak kita.
Untuk lebih
memudahkan anda memahami konsep ini mari kita pelajari bagian berikut ini :
Dunia dalam Mimpi
Pernahkah anda
mimpi?, anggap teman anda atau anda bermimpi menjadi seorang pilot pesawat
terbang dengan berbagai panel desekeliling yang membingungkan, dan anda bisa
dapat dengan mudah mengoperasikan semua panel pesawat dengan baik dan mendaratkan
pesawat dengan sempurna.
Sadarkah anda
selama anda dalam mimpi, anda menganggap bahwa itu adalah nyata, karena anda
bisa menyentuh, meraba, merasakan dan mendengar desingan mesin pesawat, padahal
anda tidak menggerakkan tangan, tidak menggerakkan kaki dan tidak
mengoperasikan panel pesawat, melainkan hanya tidur mendengkur.
Dan anda akan
tersadar setelah bangun dari tidur, bahwa semua pengalaman itu hanya sebuah
mimpi, tapi apakah anda akan sadar bila anda tidak pernah bangun dari tidur
itu?.
Itu pula yang
sangat mungkin terjadi pada hidup kita, ketika kita terbangun dari mimpi, maka
tidak ada alasan logis untuk mengatakan bahwa kita telah mengalami mimpi yang
lebih panjang yang kita sebut sebagai dunia nyata.
Alasan kita
menyebut mimpi sebagai hayalan dan menyebut dunia ini adalah dunia yang nyata,
adalah hanya karena prasangka kita. Bagaimana jika ternyata dunia nyata yang
kita jalani ini hanya sebuah mimpi yang lebih panjang?.
Siapakah yang
Melihat ?
Setelah semua
kenyataan materi ini terungkap, kini muncul pertanyaan terpenting, Jika
pengalaman dialam materi yang kita alami sekedar penampakkan, bagaimana dengan
otak kita ?, oleh karena otak kita termasuk sebagai materi, seperti lengan
kita, kaki kita dan benda lain, otak kita juga sekedar penampakkan sebagaimana
semua benda yang ada.
Marilah kita
memanjangkan semua syaraf-syaraf yang ada didalam otak kita dengan
mengeluarkannya dari kepala kita, sehingga kita dapat melihatnya dengan mata
kita.
Pada kondisi ini
kita dapat melihat otak kita dan menyentuhnya dengan jari-jari kita. Dengan ini
kita juga dapat menyadari bahwa otak kita adalah tidak lebih dari gambaran yang
diberikan oleh panca indera kita.
Lalu kehendak
apakah yang melihat, mendengar dan merasakan semua indera yang lain, jika bukan
otak?, siapakah dia yang melihat, mendengar, meraba, merasakan rasa dan bau?,
siapakah wujud ini yang berfikir, beralasan, memiliki perasaan dan berkata
bahwa saya adalah saya?.
Salah satu pemikir
terkemuka abad ini, Clarkly Brown juga memiliki pertanyaan yang sama.
Ternyata wujud
ghaib yang menggunakan otak yang melihat dan mendengar serta merasakan adalah Ruh.
Alam materi adalah
segala sesuatu yang tampak dan dirasakan oleh Ruh, dan inilah wujud absolut
yang nyata dan Materi adalah penampakkan yang dilihat oleh Ruh.
Begitulah,
kendatipun kita mulai dengan anggapan bahwa materi adalah wujud yang
sesungguhnya, namun hukum-hukum fisika, kimia, dan biologi, semua menghantarkan
kita pada kenyataan bahwa materi terbentuk dari khayalan, pada kenyataan yang
pasti tentang adanya wujud yang ghaib dan “INILAH RAHASIA DIBALIK MATERI”
Kenyataan ini
sangatlah pasti, sehingga mengkhawatirkan sejumlah ilmuwan materialis, yang
meyakini materi sebagai wujud absolut. Dan para ilmuwan telah menyadari akan
keterbatasan indera manusia.
Semua kenyataan
ini menghadapkan kita kepada pertanyaan yang sangat penting, jika segala
sesuatu yang ada, adalah penampakkan yang diberikan kepada Ruh kita, lalu
apakah sumber penampakkan-penampakkan ini?, untuk menjawab pertanyaan ini, maka
kita harus mempertimbangkan bahwa alam materi tidak ada dengan sendirinya, akan
tetapi sekedar penampakkan. Oleh karena itu sudah sewajarnya bila penampakkan
ini ada karena adanya kekuatan lain yang sangat besar dan berarti bahwa ini
pasti telah diciptakan.
Lebih dari itu
penciptaan ini harus terjadi terus menerus, jika tidak demikian maka apa yang
kita sebut dengan materi akan musnah dan hilang. Hal ini bisa disamakan dengan
televisi yang terus-menerus menampilkan penampakkan gambar, jika siaran
dihentikan maka penampakkan gambar pada televisipun akan hilang.
Wujud Absolut
Sesungguhnya
Siapakah yang
membuat Ruh kita melihat tanah, manusia dan semua alam materi ini, sangat jelas
bahwa ada pencipta Maha Agung yang telah menciptakan seluruh alam materi, yakni
keseluruhan penampakkan dan terus menerus menciptakannya tanpa henti.
Karena pencipta
ini memperlihatkan penciptaan yang luar biasa, Ia pasti memiliki kekuatan dan
kebesaran yang Abadi, semua penampakkan Ia ciptakan sesuai kehendaknya, dan Ia
berkuasa atas yang diciptakannya setiap saat, pencipta ini adalah ALLOH SWT
penguasa Langit dan Bumi, wujud absolut sesungguhnya adalah ALLOH SWT,
segala sesuatu selain darinya adalah bayangan yang diciptakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar